Prinsip Tata Letak (Layout)

Table of Contents
Prinsip Tata Letak (Layout)

blogazka.com - Sebuah desain grafis yang baik ditunjang oleh beberapa faktor. Selain unsur-unsur tata letak desain grafis, ada satu lagi hal lagi yang menunjang keberhasilan pembuatan karya desain grafis, yaitu memahami prinsip-prinsip tata letak dalam desain grafis.

Dengan menerapkan semua prinsip tata letak desain grafis, maka akan tercipta desain grafis yang baik. Indikator keberhasilan sebuah desain grafis adalah keberhasilan penyampaian pesan kepada audience

Prinsip-prinsip tata letak dapat digunakan sebagai panduan untuk mempermudah dalam membuat komposisi tata letak. Syarat sebuah karya desain grafis yang efektif dan menarik adalah memiliki komposisi yang pas. Untuk itu, kita yang sedang belajar desain grafis harus memahami komposisi desain karena semua desain yang tercipta berasal dari kreativitas desainer.

Apa saja prinsip-prinsip tata letak desain grafis? Untuk memahaminya, mari simak ulasan lengkapnya berikut ini/

Pengertian Layout

Secara bahasa, layout memiliki arti tata letak. Sedangkan secara istilah, layout merupakan kegiatan untuk menyusun, menata, mengatur, dan memadukan unsur-unsur komunikasi grafis (teks, gambar, bidang, dan sebagainya) menjadi komposisi karya visual yang komunikatif, estetik, persuasif, dan menarik. 

Layout yang baik harus dapat mewakili hasil akhir yang ingin dicapai dari suatu proses cetakan. Oleh karena itu, yang harus jelas tampak pada sebuah layout adalah sebagai berikut.

  • Gaya huruf dan ukurannya.
  • Komposisi gambar yang digunakan.
  • Bentuk ukuran dan komposisi.
  • Warna.
  • Ukuran dan jenis kertas.

Dalam proses merancang layout diawali dengan mencari ide/gagasan dilanjutkan dengan membuat sketsa kasar, kemudian dikembangkan lagi ke dalam serangkaian gambar alternatif yang masih akan diperbaiki. Dalam teori, pembuatan tata letak dibagi menjadi tiga tahap, yaitu sebagai berikut.

  • Mambuat tata letak miniatur sketsa mini (thumbnail), yaitu tahapan perancangan dalam menentukan  komposisi unsur-unsur yang akan ditempatkan. Visualisasinya masih berupa sketsa kolom teks dan kolom gambar.
  • Membuat tata letak kasar (rought layout), yaitu tahapan perancangan yang sudah berwujud gambar dan teks.
  • Membuat tata letak komprehensif lengkap, yaitu tahapan di mana keseluruhan unsur sudah disusun dengan baik dan teratur, sudah final, dan siap cetak. Dalam proses ini sudah dikerjakan menggunakan komputer dan berisi informasi data pencetakan secara lengkap, sehingga sangat jelas maksud yang diinginkan oleh sang desainer dan dipahami oleh bagian percetakan. 

Prinsip-prinsip Tata Letak (Layout)

Umumnya, prinsip-prinsip dalam penyusunan tata letak desain grafis, yaitu kesebandingan, (proporsi), irama, keseimbangan, kontras, kesatuan, dan harmoni.

1. Kesebandingan (proporsi)

Kesebandingan (proposi) merupakan perbandingan ukuran yang digunakan untuk menentukan perbandingan yang dianggap tepat antara panjang dan lebar, antara bagian satu dengan bagian lain, atau bagian dengan unsur secara keseluruhan. 

Perbandingan termasuk ke dalam satu prinsip yang dapat menentukan baik atau tidaknya suatu komposisi/struktur/susunan, dan seterusnya dalam mewujudkan bentuk, bisa merupakan  perbandingan ukuran, perbandingan posisi, ataupun perbandingan ruang yang berelasi dengan satu ukuran (panjang, lebar, dan tinggi). 

Sejak zaman klasik sudah digunakan teori kesebandingan yang dikenal dengan the golden section yang sudah banyak diterapkan dalam bidang seni, arsitektur, dan spiritual karena pendekatannya terkait dengan hal yang bersifat ideal dan tentunya menyentuh sisi-sisi ketuhanan sebagai sesuatu yang absolut. 

The golden section juga dikenal dengan nama the golden mean, golden ratio, dan divine proportion. The golden section adalah sebuah panduan komposisi didasarkan pada perhitungan matematika yang unik. 

Panduan komposisi ini pertama kali didokumentasikan oleh seniman Yunani kuno dan sampai saat ini masih digunakan meskipun popularitasnya agak tertutupi oleh panduan komposisi rule of third

Figur-figur jika digambar sesuai dengan the divine proportion dianggap sebagai bentuk yang sempurna dan paling memuaskan secara estetis. Contohnya adalah lukisan Monalisa yang mempunyai proporsi sempurna atau the last supper. Lukisan tersebut sampai sekarang masih dijadikan sebagai acuan atau pedoman komposisi dari desainer.

2. Keseimbangan (balance)

Setiap karya desain grafis harus dapat mengomunikasin informasi secara jelas sekaligus estetis. Hal itu memerlukan keseimbangan pada unsur-unsur yang ada di dalamnya agar tujuan tersebut tercapai. 

Keseimbangan akan lebih terlihat ketika kita menyatukan pandangan pada sebuah desain secara keseluruhan, sehingga tidak tertangkap kesan berat sebelah, penuh sebelah, ramai sebelah, dan sebagainya. 

Keseimbangan atau balance secara visual dapat diartikan sebagai kondisi yang sama berat. Pembagian tersebut dapat dilihat dengan prioritas horizontal (kanan-kiri) dan vertikal (atas-bawah)

Ada dua metode pendekatan dalam menciptakan keseimbangan, yaitu :

1. Keseimbangan simetris (formal balance)

Keseimbangan simetris merupakan keseimbangan yang berdasarkan pengukuran dari pusat yang menyebar dan terbagi sama berat antara kiri dan kanan dan kanan maupun atas dan bawah secara simetris dan setara. Keseimbangan ini bersifat sederhana, terkesan resmi, atau formal.

2. Keseimbangan asimetris (informal balance)

Keseimbangan asimetris merupakan keseimbangan yang tersusun atas unsur-unsur yang berbeda antara kiri dan kanan, namun dari komposisinya terasa seimbang. Keseimbangan asimetris dapat dilakukan dengan penyusunan ukuran, garis, warna, bidang, dan tekstur. Di satu sisi menempatkan beberapa unsur dengan ukuran kecil dan di sisi lain dengan satu unsur yang berukuran besar sehingga terasa seimbang. Keseimbangan ini terkesan dinamis, tidak monoton, dan tidak formal.

3. Irama (rhythm)

Irama merupakan pola tata letak (layout) yang dibuat dengan melakukan pengulangan unsur-unsur tata letak secara teratur agar menciptakan kesan yang menarik. Penerapan prinsip irama merupakan salah satu upaya untuk menggambarkan unsur gerak pada media grafis yang statis. 

Penampilan unsur gerak dilakukan untuk mendapatkan unsur dinamis dalam menambah nuansa penekanan yang lebih informatif.

Irama menyebabkan kita dapat merasakan adanya pergerakan, getaran, atau perpindahan dari unsur satu ke unsur lain. Irama visual tersebut dapat berupa repetisi maupun variasi. Repetisi adalah irama yang dibuat dengan pengulangan unsur visual yang teratur, tenang, dan tetap/konsisten.

Sedangkan variasi adalah pengulangan unsur visual yang disertai perubahan bentuk, ukuran, dan warna. Irama diciptakan dengan repetisi. Sedangkan variasi untuk menciptakan kesan dinamis dan atraktif. 

Langkah-langkah dalam menata tata letak untuk menciptakan irama adalah sebagai berikut.

  • Menggandakan objek dengan bentuk dan ukuran yang sama untuk menciptakan sebuah ritme biasa.
  • Menggandakan objek dengan variasi ukuran semakin besar atau dengan variasi bentuk yang berbeda untuk menciptakan ritme yang dinamis.
  • Menggandakan objek dengan bentuk yang sama untuk menciptakan objek baru.
  • Untuk media yang terdiri dari beberapa halaman, masukkan unsur dan posisi yang sama pada setiap halaman, misalnya buku/newsletter.
  • Untuk yang terbit beberapa edisi, perlu ada penempatan unsur-unsur yang sama dan posisi yang sama pada setiap edisi, misalnya majalah.

4. Kontras (contrast)

Dalam menyampaikan informasi perlu disusun berdasarkan prioritas, sehingga akan muncul informasi mana yang paling penting dan perlu ditonjolkan. Sehingga informasi tersebut akan dieksekusi melalui elemen visual yang kuat dan mencolok. 

Hal itu dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip kontras, yaitu adanya perbedaan yang mencolok pada beberapa unsur tata letak. Kontras dapat kita lakukan dengan beberapa cara, misalnya dengan menggunakan warna yang berbeda sehingga lebih mencolok, ukuran foto/ilustrasi dibuar besar di antara yang kecil, menggunakan pemilihan font yang berbeda tipe font maupun ukurannya, mengganti irama, serta arah juga dapa kita lakukan.

Langkah-langkah menata tata letak untuk menciptakan kontras adalah sebagai berikut.

  • Masukkan objek, ilustrasi, atau unsur lainnya dengan ukuran yang berbeda.
  • Letakkan bagian yang penting dari teks (headline) pada sudut melengkung atau posisi yang berbeda dari pada teks yang lainnya di kolom lurus.
  • Gunakan huruf tebal dan hitam untuk headline, dan jenis teks ringan untuk body text.
  • Buatlah bidang yang besar di sebelah gambar kecil/sedikit teks.
  • Pilihlah warna yang berlawanan antara unsur utama untuk memisahkan atau memberi penekanan.
  • Gunakan jenis font yang berbeda untuk headline yang membawa informasi penting dengan informasi pendukung. 

5. Kesatuan (unity)

Kesatuan atau unity merupakan salah satu prinsip yang menekankan pada keselarasan dari unsur-unsur yang disusun, desain  bisa dikatakan menyatu apabila secara keseluruhan tampak harmonis. Prinsip kesatuan juga dikenal dengan istilah proximity yang artinya kedekatan. 

Prinsip ini dipakai untuk menyatukan unsur-unsur layout, seperti tipografi, ilustrasi, warna, dan sebagainya. Dengan adanya kesatuan itulah, unsur-unsur di dalamnya akan saling mendukung dan melengkapi sehingga diperoleh fokus sesuai tujuan yang diinginkan. Prinsip kesatuan memiliki peran untuk menyatukan arah. 

Langkah-langkah menata tata letak untuk menciptakan kesatuan (unity) adalah sebagai berikut.

  • Membentuk suatu hierarki dari jenis ukuran untuk unsur utama, subjudul, teks, dan lain-lain sesuai dengan format.
  • Mendekatkan elemen-elemen agar berdampingan atau bersinggungan.
  • Konsisten dengan jenis font, ukuran, dan gaya untuk judul, subjudul, keterangan, header, footers, dan lain-lain pada beberapa media.
  • Menggunakan palet warna yang sesuai dengan tema desain (misalnya pemberian warna merah untuk tulisan red).
  • Menderetkan foto dan teks yang sama dengan grid baris. 

6. Keselarasan (harmony)

Keselarasan merupakan prinsip desain yang diartikan sebagai keteraturan tatanan di antara bagian-bagian suatu karya atau keteraturan di antara prinsip-prinsip desain lainnya.  

Semua hal yang membentuk suatu rancangan harus ada hubungannya satu sama lain dengan seluruh rancangan sehingga memberi kesan menjadi satu (hubungan/ikatan antara unsur-unsur yang satu dengan yang lainnya sebagai suatu bentuk yang tidak dapat dipisahkan).

Harmoni dapat diwujudkan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.

1. Harmoni dari segi bentuk.

Harmoni dari segi bentuk, yaitu di mana adanya keserasian dalam penempatan unsur-unsurnya. Hal itu dapat dilihat dari segi bentuk dan ukurannya pada media, misalnya brosur, leaflet, poster, dan sebagainya. Pemilihan bentuk huruf juga memiliki peranan yang penting sebagaimana untuk tujuan apa desain itu dibuat.

2. Harmoni dari segi warna

Warna memiliki pengaruh yang begitu besar, karena tiap-tiap warna memiliki sifatnya masing-masing, seperti warna merah yang memiliki arti berani, warna biru yang memiliki kesan tenang, dan sebagainya. 

Demikianlah artikel tentang prinsip tata letak. Semoga bermanfaat !

Post a Comment