Perbedaan Model Warna CMYK dan RGB
blogazka.com - Dalam desain grafis, warna merupakan hal pertama yang akan dilihat seseorang. Kesan pertama terhadap warna akan menggambarkan keseluruhan gambar atau grafis. Warna dapat memberikan sugesti yang mendalam kepada seseorang yang melihatnya.
Jadi, pemilihan warna yang tepat menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam menentukan respons audiens terhadap sebuah karya grafis. Dalam pembuatan sebuah desain grafis, penentuan komposisi warna sangat penting. Komposisi berarti to compose, yang berarti mengarang, menyusun, atau mengubah.
Dalam dunia desain ada dua macam model warna yang sering digunakan, yaitu CMYK dan RGB. RGB dan CMYK adalah singkatan dari sistem pewarnaan. Perbedaan paling mendasar dari RGB dan CMYK adalah RGB lebih ditujukan untuk digital appearance atau tampilan yang bersifat digital, sedangkan CMYK untuk kepentingan percetakan.
1. Model Warna CMYK
Warna CMYK merupakan singkatan dari Cyan, Magenta, Yellow, dan Black. Penggabungan 100% cyan, magenta, dan yellow akan menghasilkan warna hitam (black), tetapi tidak 100% hitam murni melainkan abu-abu gelap. CMYK lebih sempurna dibandingkan RGB karena memasukkan unsur hitam di sana.
CMYK sering kali disebut warna proses (process color) dengan mempergunakan empat warna. CMYK adalah sebuah model warna berbasis pengurangan sebagian gelombang cahaya (substractive color model) dan dipergunakan dalam percetakan berwarna.
Jadi, untuk mereproduksi gambar yang relatif sempurna dibutuhkan sedikitnya empat tinta, yaitu cyan, magenta, yellow, dan black. Keempat tinta tersebut disebut tinta/warna proses.
Tinta proses adalah tinta yang dipergunakan untuk memproduksi warna dengan proses teknik cetak tertentu, seperti offset lithography, rotogravure, letterpress, atau sablon. Berbeda dengan tinta yang hanya digunakan satu lapisan (single layer), karena tinta yang digunakan dapat ditumpuk-tumpuk, maka sifat tinta proses harus memenuhi standar tertentu, seperti spesifikasi warna (dalam model warna CIE LAB) dan nilai opacity/transparency.
Kesalahan warna dalam penumpukan dua macam warna tinta disebut ink trapping error (berbeda dengan layout trapping error). ISO 2846-1 hingga ISO 2846-5 adalah standar yang ditetapkan badan standarisasi internasional terhadap warna dan nilai transparansi dari tinta proses empat warna CMYK, masing-masing untuk proses pencetakan sheet-fed and heat-set web offset lithographic printing, Coldset offset lithographic printing, publication gravure printing, screen printing, dan flexographic printing.
Sebuah warna dalam model warna CMYK dapat dituliskan ke dalam beberapa bentuk, di antaranya CMYK (c, m, y, k) atau Cc Mm Yy Kk, di mana c, m, y, k memiliki nilai masing-masing antara 0-100/
Misalnya warna scoolbus yellow adalah CMYK (0, 15, 95, 0) atau dapat dituliskan C0 M15 Y100 K0. Kode di depan berarti warna schoolbus yellow memiliki komposisi warna tinta Magenta 15% dan ditambah tinta Yellow 95%.
Dalam model warna CMYK juga terdapat warna primer, sekunder, dan tersier. Warna primer dalam model warna CMYK adalah warna-warna yang hanya terdiri dari atas satu komposisi warna, misalnya CMYK (100, 0, 0, 0) CMYK (0, 50, 0, 0) dan lainnya.
Adapun warna sekunder dalam model warna CMYK adalah warna-warna di mana komposisinya terdiri atas campuran dua macam tinta proses, misalnya CMYK (50, 70, 0, 0) CMYK (0, 100, 100, 0), dan lainnya. Sedangkan warna tersier dalam model warna CMYK adalah semua warna di mana komposisinya terdiri atas campuran tiga macam warna proses.
2. Model Warna RGB
RGB (Red, Green, dan Blue) merupakan sistem pewarnaan untuk tampilan secara digital dan banyak digunakan untuk monitor komputer, video, layar ponsel, dan lain-lain. Sistem warna RGB terdiri dari 100% red, 100% green, dan 100% blue yang menghasilkan 100% putih serta tidak ada warna hitam di RGB.
Jika warna red, green, dan blue tersebut dikombinasikan, maka terciptalah warna putih. Inilah alasan RGB disebut additive color atau warna pencahayaan. Pada perhitungan dalam program-program komputer, model warna direpresentasikan dengan nilai komponennya, seperti dalam RGB (r, g, b) masing-masing nilai antara 0 hingga 255 sesuai dengan urutan masing-masing, yaitu pertama red, kedua green, dan ketiga blue.
Dalam suatu ruang yang sama sekali tidak ada cahaya, maka tidak ada sinyal gelombang cahaya yang dapat diserap oleh mata kita atau RGB (0, 0, 0).
Jika diberikan cahaya merah dalam ruangan tersebut, maka ruangan akan berubah warna menjadi merah dengan nilai misalnya RGB (255, 0, 0), dan semua benda di dalam ruangan tersebut hanya terlihat berwarna merah.
Warna RGB merupakan prinsip warna yang digunakan oleh media elektronik seperti televisi, monitor komputer, dan juga scanner. Oleh karena itu, warna yang ditampilkan RGB selalu terang dan menyenangkan, karena di-setting untuk display monitor, bukan untuk cetak, sehingga lebih leluasa dalam bermain warna.
Tapi bukan berarti RGB bebas masalah, karena tampilan warna RGB akan selalu terikat dengan kapasitas/kemampuan grafis komputer yang menyandangnya. Jadi, apabila komputer yang dipakai mempunyai kartu grafis yang bagus serta monitor LCD, maka tampilan warna RGB-nya akan jauh lebih bagus dibandingkan tabung dengan kartu grafis yang biasa-biasa saja. Warna RGB juga dipakai untuk perangkat input, seperti scanner.
Model warna RGB lebih terang dan jelas. Dengan warna RGB, maka tampilan warna akan lebih kaya dan menarik. Apabila digunakan untuk warna cetak, maka desain kita akan berantakan atau bisa dikatakan akan gagal cetak, karena warna yang digunakan dalam percetakan berbeda dengan warna pada layar monitor komputer.
Jika berhubungan dengan dunia percetakan/menggunakan mesin cetak, maka gunakanlah warna CMYK karena mesin cetak menggunakan medium film yang sangat terbatas dalam mencerna warna. Namun juga memiliki keunggulan karena mesin cetak berhubungan dengan mass production (produksi dalam jumlah besar) jadi lebih efisien, hemat uang, dan hemat waktu.
Oleh karena itu, pasti ada penurunan kualitas/grade apabila warna RGB dipaksakan masuk film atau percetakan (perubahan warnanya bisa signifikan). Akan tetapi, seandainya sudah membuat FA (Final Artwork) untuk cetak dalam color mode RGB, maka bisa dikonversi dahulu ke CMYK.
Namun akan terjadi perubahan warnanya. Jadi, berhati-hatilah dalam memilih jenis pewarnaan yang digunakan dalam sebuah desain. Kita harus menentukan terlebih dahulu apakah untuk cetak atau untuk tampilan monitor saja, dan periksalah dengan hati-hati final artwork-nya agar tidak terjadi kesalahan.
Demikian artikel tentang perbedaan model warna CMYK dan RGB. Semoga bermanfaat !
Post a Comment