Kisah Masa Lalu Gyutaro dan Daki. Iblis Bulan Atas Peringkat 6
Kimetsu no Yaiba, sebuah anime yang ditulis oleh Koyoharu Gotōge dan diproduksi oleh Ufotable. Selain menyajikan visual dan animasi yang apik anime ini juga menghadirkan kisah yang menyentuh hati, di mana para Pemburu Iblis berjuang melawan iblis pemakan manusia. Di antara para iblis yang mengancam umat manusia, terdapat kelompok elit yang dikenal sebagai Dua Belas Kizuki, dipimpin oleh Muzan Kibutsuji. Salah satu pasangan Kizuki adalah Gyutaro dan Daki, Iblis Bulan Atas Enam, yang kisahnya sarat dengan tragedi dan kemalangan. Di balik kekuatan mereka yang menakutkan, mereka memiliki masa lalu yang kelam yang membentuk mereka menjadi sosok yang penuh amarah dan kebencian.
Artikel ini akan
mengupas perjalanan hidup Gyutaro dan Daki sebelum mereka menjadi iblis. Lahir
dalam kemiskinan dan diskriminasi di distrik hiburan Yoshiwara, mereka dipaksa
menghadapi kerasnya realitas kehidupan sebagai orang miskin dan termarjinalkan.
Mari kita bahas bagaimana masa lalu yang penuh penderitaan ini membentuk
kepribadian dan motivasi mereka, serta memberikan pemahaman yang lebih mendalam
tentang karakter mereka.
Terlahir dalam Kemiskinan dan Kebencian
Gyutaro dan Daki
dilahirkan di lapisan masyarakat terendah di distrik hiburan Yoshiwara.
Gyutaro, sang kakak, terlahir dengan penampilan fisik yang buruk rupa dan
dianggap sebagai sampah masyarakat. Ia seringkali menjadi sasaran kekerasan dan
penolakan, bahkan dari ibunya sendiri. Kehadirannya tidak diinginkan, dan ia
tumbuh dalam lingkungan yang dipenuhi kebencian. Sementara itu, adiknya, Ume
(nama asli Daki), lahir dengan kecantikan yang luar biasa. Kehadiran Ume
menjadi satu-satunya penyemangat dalam hidup Gyutaro yang suram. Ia bersumpah
untuk melindungi adiknya dan memberikan kehidupan yang lebih baik.
Kehidupan yang Penuh Penderitaan
Gyutaro bekerja keras
untuk menghidupi dirinya dan Ume. Ia melakukan berbagai pekerjaan kasar dan
berbahaya, namun tetap hidup dalam kemiskinan. Ume, dengan kecantikannya,
akhirnya menjadi seorang Oiran, sebutan untuk wanita penghibur kelas atas di
Yoshiwara. Namun, kehidupan Ume sebagai Oiran tidaklah mudah. Ia terjebak dalam
dunia eksploitasi dan kekerasan. Tragedi pun menimpa ketika Ume dibakar
hidup-hidup oleh seorang samurai yang ia lukai. Gyutaro, yang menyaksikan
kejadian tersebut, dipenuhi amarah dan keputusasaan. Dalam kondisi putus asa,
keduanya bertemu dengan Iblis Bulan Atas Dua, Douma, yang menawarkan mereka
kesempatan kedua untuk menjadi seorang iblis.
Luka Masa Lalu yang Membentuk Iblis
Didorong oleh rasa
sakit, kemarahan, dan keinginan untuk membalas dendam, Gyutaro dan Daki
menerima tawaran Douma. Mereka berubah menjadi iblis yang kuat dan haus darah.
Masa lalu yang penuh penderitaan telah membentuk kepribadian mereka. Gyutaro
menjadi sosok yang penuh amarah, sinis, dan pendendam. Ia membenci dunia yang
telah memperlakukannya dengan tidak adil. Daki, di sisi lain, menjadi iblis
yang manja, egois, dan kejam. Ia menyalurkan rasa sakit hatinya dengan
melampiaskan kekerasan pada orang lain.
Kisah Gyutaro dan Daki
merupakan cerminan kejamnya realitas sosial di masa lalu. Mereka adalah korban
dari kemiskinan, diskriminasi, dan ketidakadilan. Masa lalu yang penuh luka
telah merenggut kemanusiaan mereka dan mengubah mereka menjadi sosok yang penuh
kebencian. Meskipun mereka adalah antagonis dalam cerita, kisah mereka juga
menimbulkan simpati dan memaksa kita untuk merenungkan dampak dari
ketidakadilan sosial.
Post a Comment