Tiga Buku Bacaan untuk Pemula

Table of Contents
Tiga Buku Bacaan untuk Pemula

blogazka.com - Apakah kamu seorang kutu buku? Buku adalah jendela dunia, begitulah diktum bijak yang sering kita dengar. Kegiatan membaca buku memang sangat menyenangkan. Selain menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, membaca buku juga bisa dilakukan untuk mengisi waktu luang atau sebagai distraksi di tengah rutinitas yang membosankan, seperti saat terjebak macet, sedang dalam perjalanan di dalam angkutan umum, atau ketika sedang menunggu gebetan

Seperti yang sering saya lakukan ketika masih di Jakarta. Saya biasanya menghabiskan waktu di dalam KRL - dari stasiun Lenteng Agung sampai Stasiun Karet - dengan membaca buku. Agar kegiatan membaca buku menyenangkan ada baiknya membawa buku bacaan yang isinya ringan. Bisa novel atau cerpen. 

Membeli buku pun harus selektif, tidak boleh asal-asalan. Dari beragam buku yang saya koleksi, ada beberapa buku yang sampai saat ini belum tamat dibaca. Salah satu faktornya karena tema bahasannya terlalu berat dan rumit. Tidak kalah penting, sediakan juga kamus KBBI – saat ini sudah tersedia KBBI versi android yang bisa diunduh di playstore – untuk memudahkanmu mencari arti kosakata baru ketika membaca buku. 

Untuk kamu yang sedang mencari bahan bacaan atau ingin memulai kebiasaan untuk membaca buku, mungkin kamu bisa memulainya dengan membaca tiga buku ini. 

Madre. 

Buku ini merupakan ontologi tulisan Dewi Dee Lestari, atau lebih akrab dipaggil Dee. Madre berkisah perjuangan seseorang bernama Tansen dalam menghidupkan kembali toko roti yang sudah mati suri yang diwariskan oleh kakeknya. Oleh Pak Hadi - eks karyawan sang kakek - Tansen, yang sebelumnya tidak bisa membuat roti sama sekali, diajari membuat roti. Madre sendiri adalah Adonan Biang roti, diambil dari bahasa Spanyol yang artinya “Ibu”. Adonan biang tersebut dibuat oleh nenek Tansen yang bernama Laksmi. 

Dari buku Dee ini kita bisa belajar dan melihat miniatur Indonesia yang beragam. Seperti yang diungkapkan oleh Sitok Srengenge dalam kata pengantarnya. “Karakter-karakternya layak dipandang sebagai presentasi dari keberbedaan suku, agama, budaya, kelas sosial, gaya hidup, dan sebagainya; yang bersatu dan bahu membahu mewujudkan kekompakan demi kesejahteraan bersama”. 

Filosofi Kopi.

Masih sama dengan yang pertama, buku ini juga ditulis oleh Dee. Bercerita tentang sepasang sahabat bernama Ben dan Jody yang membuka usaha kedai Kopi. Di mana Ben bertindak sebagai sang barista sedangkan Jody adalah partner yang bertugas dan membantu Ben di bagian Kasir. Filosofi kopi adalah nama yang diambil untuk merefleksikan setiap jenis kopi yang diaggap memiliki karakter, makna dan filosofi kehidupan yang berbeda-beda. 

Untuk penikmat kopi, buku ini cocok sekali buat kamu. Kamu juga akan mendapatkan kutipan-kutipan menarik seputar kopi dari buku ini. Pas banget dijadikan caption buat kamu yang hobby posting di Instagram. Salah satu kutipannya yang menarik dan terkenal adalah : “Sesempurna apa pun kopi yang kamu buat, kopi tetap kopi, punya sisi pahit yang tidak mungkin kamu sembunyikan”. Mantul, kan?

Filosofi Teras.

Berbeda dari dua buku di atas, buku ini adalah buku non-fiksi. Buku yang ditulis oleh Henry Manampiring ini wajib kamu baca. Istilah Filosofi Teras adalah nama lain dari Filsafat Stoa, sebuah cabang filsafat yang barasal dari Yunani. Jika selama ini kita sering memandang filsafat dengan sinis, ilmu yang sulit dipelajari, terlalu abstrak dan tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari, anggapan itu akan luntur begitu membaca buku ini. Filosofi Teras berisi kiat-kiat cara meraih kebahagian dan bagaimana memanajemen emosi. Dengan membaca buku ini kita menjadi sadar bahwa untuk meraih kebahagiaan tidak harus selalu dengan cara-cara yang sulit dan rumit. Filosofi teras mengajarkan pentingnya kesederhanan itu. 

Demikianlah tiga buku yang saya rekomendasikan untuk kamu yang sedang berusaha memulai kebiasaan untuk membaca buku. 

“Sebaik-baik teman sepanjang waktu adalah buku” ~ M. Quraish Shihab

Post a Comment

RajaBackLink.com